Pantun dan Puisi
Rabu, 05 Desember 2012
Untuk Pujaan Hati
Kau begitu indah dan mempesona..
senyum dan sorot matamu membuat ku terbang ke angkasa...
kau bagaikan bidadari
yang mampu menghapus smua kesedihan dan gundah yang aku rasakan...
ku ingin bisa menatapmu stiap saat...
ku ingin selalu ada didekatmu
tuk mencurahkan kasih sayang
yang ku persiapkan hanya untukmu...
hanya untukmu pujaan hatiku.
KETIKA CINTA MEMANGGIL
Saat Cinta Memanggil,
Ikutlah Dengannya
Meski Jalan Yang Ditempuh,
Terjal Dan Berliku,
Jangan Pernah Mengira
Bisa Menentukan Arah CInta
Karena,
Bila Cinta
Telah
Menentukan Pilihan
Dialah
Yang Akan Menentukan Arah Hidup
Cinta Tidak Mempunyai
Hasrat
Selain
Ingin Mewujudkan Maknanya Sendiri
Meluluhkan
Hati
Mengalir
Seperti Anak Sungai
Seperti
Bintang Yang Menyanyikan
Persembahan Malam
Mengenali Kepedihan Dan
Kemesraan Yang Paling Dalam
Merasakan Luka Akibat Dari Pengorbanan
Untuk Cinta Dan Meneteskan Darah
Dengan Rela Dan Suka CitaSURAT KECIL UNTUK TUHAN
Tuhan ..
Andai aku bisa kembali ..
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Tuhan ..
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin hal yang sama terjadi padaku
terjadi pada siapapun
Tuhan ..
Bolehkah aku membuat surat kecil untuk- MU
Tuhan ..
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk- MU
Biarkan aku tetap melihat bulan dan bintang
Tuhan ..
Bolehkah aku ..
Hidup untuk waktu yang lama
Tuhan ..
Bolehkah aku ..
Tersenyum untuk waktu yang lebih lama
Agar tidak ada lagi air mata dalam hidupku ..
Tuhan ..
Bolehkah aku menjadi dewasa saperti burung yang
terbang di langit
Tuhan ..
Bolehkah engkau tidak pisahkan aku dari ayah
dan teman-teman yang aku sayangi.
Tuhan ..
Adalah permintaan terakhirku.
Andai aku bisa kembali ….
Rabu, 21 November 2012
PANTUN
Alisyahbana, Puisi
Lama, 1948
Hilir lorong mudik
lorong,
bertongkat batang
temberau.
Bukannya saya berkata
bohong,
Kakek memikul paha
kerbau.
Di kedai Yahya menjual surat,
di kedai kami menjual sisir.
Kaki buaya melompat ke darat,
melihat kambing terjun ke air.
Dari Ambon hendak ke
Perak,
singgah sebentar ke
Semarang.
Si Jibun mencuri kerak,
hitam hidungnya klenak
arang.
Langganan:
Postingan (Atom)